Rencana Penanaman Tebu di PTPN. Menuai Pro dan Kontra di Tiga Desa

TRANSFORMASI NEWS.ORG | Kabupaten Purwakarta, Pada hari Sabtu, 21 September 2024 - Rencana penanaman tebu di lahan milik PTPN di tiga desa, yaitu Cikumpay, Campaka, dan Campakasari,  menimbulkan diskusi hangat di kalangan masyarakat setempat. Rencana ini melibatkan lahan seluas 30 hektar, dan meskipun belum diketahui kapan akan dimulai,  telah memicu beragam pendapat.
 
Pak RW Cibening, mewakili warga desa Cibening,  mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak penanaman tebu terhadap sumber air di wilayah mereka.  "Kami sudah lama menggarap lahan ini,  dan  kami khawatir penanaman tebu akan berdampak negatif terhadap sumber air di sini," ujar Pak Komarudin, SH Cibening.  "Ketersediaan air bersih untuk warga merupakan prioritas utama bagi kami."
 
Senada dengan Pak Komarudin, SH Cibening,  beberapa warga lainnya juga menyuarakan kekhawatiran mengenai ketersediaan air untuk irigasi.  "Jika lahan ini ditanami tebu,  apakah air untuk mengairi sawah dan kebun kami akan tercukupi?," tanya salah seorang warga.  "Kami menghargai rencana PTPN,  namun kami berharap mereka dapat mempertimbangkan dampaknya terhadap kehidupan kami."
 
Sementara itu,  Pak Komarudin, SH  mengungkapkan harapannya agar lahan tersebut dimanfaatkan dengan baik.  "Kami berharap lahan ini bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang bermanfaat bagi warga," ujar Pak Komarudin, SH. "Namun,  kami berharap pihak PTPN bisa mempertimbangkan dampak penanaman tebu terhadap lingkungan dan warga sekitar."
 
Pak Asep,  perwakilan dari PTPN regional 2,  menyatakan dukungan mereka terhadap rencana penanaman tebu ini.  "Kami mendukung program ini karena diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan," kata Pak Asep.  "Kami menyadari bahwa warga telah lama menggarap lahan ini,  dan  kami akan terus berdiskusi untuk mencari solusi yang adil dan menguntungkan semua pihak."
 
Rencana penanaman tebu ini masih dalam tahap diskusi dan belum ada keputusan final.  PTPN menyatakan akan terus berkomunikasi dengan masyarakat dan mempertimbangkan aspirasi mereka dalam proses pengambilan keputusan.  "Kami terbuka terhadap masukan dan kekhawatiran warga.  Tujuan kami adalah untuk mencapai kesepakatan yang baik untuk semua," ujar Pak Asep.[Red/Tim]

Postingan populer dari blog ini

Jalan Rusak Bertahun-tahun, Warga Kampung Cibeureum Bergotong Royong Perbaiki Sendiri

Kerajaan Nusantara Punya Saham Mayoritas di The FED? Koleksi Sejuta Ton Emas, Indonesia Terkaya di Dunia

Cipeundeuy Bersatu Awasi Pemilu 2024: Sosialisasi Dorong Partisipasi Masyarakat